Ringkasan
Video Pembelajaran Tentang Kurikulum Indonesia
Salah
satu kunci untuk mnentukan kelulusan adalah kurikulum pendidikannya. Dalam
kurun waktu tertentu maka kurikulum selalu di evaluasi untuk disesuaikan dengan
ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Departemen pendidikan
Nasional juga secara teratur melakukan evaluasi terhadap kurikulum. Semakin
majunya perkembangan teknologi,
pengetahuan dan metode belajar semakin lama semakin maju pesat, oleh
karena itu instansi sekolah tidak dimungkinkan untuk tetap mengikuti kurikulum
lama. Dengan ini, instansi sekolah tidak dapat sejajar dengan instansi di
sekolah lain.
Kurikulum
menurut Peter F. Olivia dalam terjemahan bahasa indonesia, “ kurikulum adalah
suatu program atau rencana yang dikembangkan oleh lembaga (sekolah) untuk
memberikan berbagai pengalaman belajar bagi siswa.
Kurikulum
menurut UU no. 20 tahun 2003, “kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. (bab 1 pasal 1 19).
Komponen
Kurikulum
1.
Komponen
tujuan
Tujuan merupakan gabaran harapan
sasaran yang menjadi acuan bagi semua aktifitas yang dilakukan untuk mencapainya.
2.
Komponen
isi
Merupakan materi atau bahan ajar
yang harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
3.
Komponen
metode
a.
Kompone
metode/strategi
Merupakan pendekatan, strategi,
dan sistem pengolahan pembelajaran yang dilakukan disetiap lembaga pendidikan,
sehingga program atau kurikulum yang telah ditetapkan dapat berjalan secara
efektif, efisien dan akuntabel.
b.
Komponen
evaluasi
Merupakan alat ukur untuk mengetahui keterlaksanaan
program dan tingkat keberhasilan yang telah dicapai dikaitkan dengan rencna
yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Alat evaluasi harus ditetapkan secara falid
dan dapat menilai seluruh aspek kurikulum.
Perjalanan
Kurikulum dari Tahun 1947-2013
1.
Kurikulum
tahun 1947 (rentjana pelajaran 1947)
Awalnya
pada tahun 1947 kurikulum saat itu diberi nama Rentjan pelajaran 1947. Pada
saat itu kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan
kolonial belanda dan jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya. Karena suasana kehidupan berbangsa pada saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekan maka
pendidikan sebagai development konvermis lebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia indonesia yang merdeka dan
brdaulat dan sejajar dengan bangsa lain dimuka bumi ini.
2.
Kurikulum
1952 (rentjana pelajaran terurai 1952)
Pada tahun 1952 kurikulum di
indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 kurikulum inidiberi nama
Rentjana Pelajaran Terurai. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan Nasional. “ bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi
pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. 3. Kurkulum
1964 (rentjana pendidikan 1964)
Menjelang tahun 1964, pemerintah
kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
rentjana pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 adalah bahwa
pemerintah menginginkan pngetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD
sehingga program pembelejaran difokuskan pada pancawardana yaitu pegembangan
moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan dan jasmani.
4.
Kurikulum
1968 (rentjana pendidikan 1968)
Kurikulum 1968 merupakan
pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur
kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Bertujuan bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia sejati, kuat dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan, dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama.
5.
Kurikulum
1975
Sebagai pengganti kurikulum 1968
menggunakan pendekatan-pendekatan diantaranya sbb:
·
Berorientasi
pada tujuan
·
Menganut
pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan yang lebih integratif.
·
Menekankan
kepada efisiensi dan efektif dalam hal daya dan waktu.
·
Menganut
pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya
tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
·
Dipengaruhi
psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus feson (rangsang-jawab) dan latihan (driil)
·
Kurikulum
1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6.
Kurikulum
1984 (CBSA).
Kurikulum 1984 mengusung process
skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
pending. Kurikulum ini juga sering disebut “kurikulum 1975 yang disempurnakan”.
Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini
diebut cara belajar siswa aktif atau student aktif learning. Kurikulum ini
berorientasi kepada tujuan instruksional, didasari oleh andangan bahwa pemberian pengalaman belajar pada siswa dalam waktu yang terbatatas harus benar-benar
efisional dan efektif. Oleh sebab itu sebelum memilih bahan ajar harus
diketahui apa tujuan belajar siswa.
7.
Kurikulum
tahun 1994
Dibuat sebagai penyempurnaan
kurikulum 1984 dan dilakukan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1984 tentang sistem
pendidikan Nasional. hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Tujuan pembelajaran menekankan
pda pemahaman konsep, dan keterampilan memecahkan
soal, dan pemecahan masalah. Kurikulum ini dibuat dengan latar belakang pada
tahun 90-an olimpiade matematika internasional yang begitu marak. sampai
1997 sudah 19 kali diselenggarakan.
Namun Indonesia jarang mendulang mendali dari lomba tersebut. Keprihatinan ini
diperparah dengan lulusan yang belum siap dalam kancah kehidupan. Dalam kurilkulum
ini ditujukan pada pelajaran matematika dengan mengedepankan tekstual materi
namun tidak melupakan konsepsual yang bersangkutan dengan materi.
8.
Kurikulum
2004
Kurikulum ini lebih dikenal
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi
melibatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas
tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
9.
Kurikulum
2006 (ktsp)
Kurikulum ini dikenal dengan
sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006, uji coba KBK
dihentikan, munculah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru deberikan
kebebasan dalam memberikan pelajaran sesuai dengan lingukungan, kondisi siswa,
dan kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan kerangka dasar, standar
kompetensi lulusan, standar kompetensi, dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh departemen
pendidikan Nasional.
10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 direncanakan akan
dimulai pada tahun ajaran 2013/2014 yang akan diterapkan secara berjenjang,
pada dasarnya merupaan penyempurnaaan kurikulum tahun 2006 (ktsp)
Dari beberapa draft kurikulum
2013 yang disampaikan pada uji publik mengandung beberapa hal, yaitu :
a. Pembelajaran lebih mengarah pada
karakter anak didik
b. Pembelajaran lebih mengarah pada
proses, bukan sekedar pada hasil belajar. Proses pembelajaran memegang peranan
penting dalam dunia pendidikan.
c. Assement pembelajaran mengarah
pada ossement otentik, yaitu penilaian nyata terhadap apa yang diperoleh siswa
dalam proses pendidikan.
Pandangan kepala dinas pendidikan
terhadap kebijakan perubahan kurikulum dan kurikulum 2013 oleh bapak Totok
Gunarto S.Pd M.Pd
“Bahwasanya kurikulum ini hanyalah penyempurnaan
dari kurikulum 2006 yang kita kenal
dengan ktsp. Hal-hal yang disempurnakan yaitu beberapa mata pelajaran di
kurikulum 2013 akan dihapus, yaitu mata pelajaran TIK bagi SMP Karena sudah
bisa diikutkan dengan mata pelajaran lain, karena zamannya sudah zaman dunia
maya.
Apa saja yang disempurnakan ??
1.
Pembelajaran
yang menekankan pada proses bukan pada hasil.
2.
Penilaian
ditekankan pada penilaian (assement) otentik atau nyata. Yaitu apa yang
dilakukan oleh anak itu yang dinilai.
3.
Kebijakan,
dengan ini diharapkan anak lebih keatif dengan dunia lingkungan disekitarnya.
Dalam kurikulum 2013 ini kita
akan menekankan pada pembelajaran yang konstruktivisme meskipun tidak akan
meninggalkan pembelajaran yang behaviorisme.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar